Senin, 28 November 2011

Indahnya Berpikir Positif


Ada sebuah percakapan dua orang pria, salah satu dari mereka nampak sedih karena merasa tidak ada yang dimilikinya dalam hidup ini.

“semua yang kumiliki telah hilang, tak ada harapan lagi bagiku, aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam .. aku telah kehilangan hidup ini.” katanya.
Lalu pria satunya hanya tersenyum dengan penuh simpati, seraya berkata “ mari kita pelajari keadaan anda”.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas kebawah tepat ditengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar kolom yang kiri ditulis dengan apa yang hilang dalam dirinya sedang yang masih tersisa ditulis dikolom sebelah kanan.

Pria sedih tadi dengan ketusnya bilang, “kita tak perlu mengisi kolom yang kanan, karena aku sudah tak punya apa-apa lagi”.

Lalu pria bijaksana tadi bertanya, “kapan kau bercerai dengan istrimu ?”.
“Hei .. apa maksudmu, aku tak pernah bercerai dari istriku dia amat mencintaiku” jawabnya dengan nada tinggi.
“Baguslah itu .. kita tulis dikolom kanan, istri yang amat mencintai” kata pria bijaksana. “Nah sekarang kapan anakmu dipenjara “.
“Apa maksudmu .. anda konyol sekali, anakku baik-baik saja dirumah “. Jawabnya dengan marah.
“Baguslah .. kita tulis dikolom kedua, anak yang baik-baik saja”. Kata pria bijaksana.

Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria “yang tak punya apa-apa” tadi menangkap apa yang dimaksud sipria bijak tadi. Dan dia tertawa sendiri karena kalom sebelah kiri tak ada isinya sama sekali.

“Menggelikan sekali, betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir seperti ini”. Katanya dengan penuh ceria dan semangat.

Kata orang bijak .. Bagi hati yang sedih lagu riangpun terdengar memilukan, sedang orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas .. duniapun akan jungkir balik ...
Maka mulailah sekarang .. dengan selalu berpikir positif ...

Orang bijaksana dalam cerita diatas adalah ; Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive Thinking




Semoga bermanfaat ..
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Sabtu, 26 November 2011

Selamat Datang 1433 Hijriyah

Potongan hidup itu mengatakan hal berbeda, jauh dari apa yang kau bayangkan sebelumnya. Ternyata ia lebih rumit, tak terprediksi, tanpa terduga. Sepertinya memang itulah karakter hidup. Saat kejutan demi kejutan kita maknai sebagai kebaikan. Maka hanya kebahagiaan yang kita rasa.


Hidup ini sangat rumit, karenanya berpijak pada satu pegangan, menggantungkan diri pada Sang Pencipta adalah sebuah keniscayaan yang harus diambil untuk memperoleh kebahagiaan. Ah, padahal kebahagiaan itu sendiri adalah saat kita memang benar-benar dekat pada-Nya, pada Sang Pemula segalanya, pada tempat kembali kita. Maka hidup ini tak lain adalah berjalan dalam bimbingan dan petunjukNya, atau tak ada tempat sama sekali kecuali kesulitan.
Maka mengingat Allah menjadi hal yang harus dipilih dan dilakukan. Mengingat dalam arti sesungguhnya, memaknai, menghadirkan dalam segala kondisi pemikiran. Itulah makna dzikrullah. Dan bukankah hanya dengan itu hidup menjadi lebih tenang, hati menjadi tenteram.
Pada kondisi kerumitan itu, kita melihat diri kita memiliki sesuatu, atau beberapa, yang diberikan. Yang telah ada pada diri kita.
Apa gunanya ...?
Apa fungsinya ...?
Itu yang seharusnya kita gali, inilah makna menggali potensi diri. Kemudian mengembangkannya. Untuk suatu tujuan yang juga berakar pada Sang Pemula Segala dan tempat kembali selamanya, yaitu ibadah kepada Allah.
Maka memang sudah keharusan bahwa hidup ini rumit, sehingga kita harus menggantungkannya pada Sang Maha Pemilik Segala. Dan sudah seharusnya bahwa kita memiliki sesuatu dalam hidup, yang diberi, yang menjadi bawaan, ini bisa terus kita kembangkan untuk melakukan proses memberi. Diberi kemudian memberi, ah pantaskah kita menginginkan semua dalam hidup ini? Sangat picik…
Lebih baik memberi, karena tidak ada yang akan kita bawa pulang kecuali apa yang sudah kita berikan. Makna hidup adalah mencari sebanyak-banyaknya hal yang bisa kita berikan untuk mendapatkan ridho Allah. Mencari terus perhatianNya, dengan amal-amal, dengan perbuatan, bukan dengan meratapi diri dan berangan-angan. Mari kita songsong hari esok. Ah, betapa indahnya kalimat ini. 
Selamat datang 1433 Hijriyah...

semoga bermanfaat ...
silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Rabu, 16 November 2011

Menjadi Umat Berdzikir


''Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (dzikrullah). Ketahuilah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.'' (Al-Ra'd: 28)

Dalam salah sebuah hadist diceritakan bahwa suatu saat Rasulullah SAW bersabda ;

''Wahai para sahabat-sahabatku, maukah aku beri tahukan kepada kalian suatu bentuk amal yang paling baik, paling diridlai Tuhan kalian, paling tinggi nilainya, paling baik dibanding ketika kalian memberikan emas atau perak kepada orang lain, dan paling baik ketimbang ketika kalian bertemu dengan musuh-musuh kalian dalam perang yang konsekuensinya membunuh atau terbunuh musuh?''

Dengan serentak, para sahabat menjawab,
''Baik ya Rasulullah.''
Setelah diam sebentar, Nabi SAW berkata,
''Dzikrullah (mengingat Allah)''. (HR Ibnu Majah dari Abu al-Darda).

Menurut bahasa, dzikir berarti ''mengingat''. Dzikrullah berarti mengingat Allah SWT. Sebagai sarana mengingat Allah SWT, Rasulullah SAW dalam banyak hadisnya mengajarkan bentuk-bentuk dzikir.

''Sesungguhnya, bentuk dzikir yang paling utama di sisi Allah adalah mengucapkan kalimat tauhid, la ilaha illa Allah (tiada Tuhan selain Allah).'' (HR Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah).

Berdzikir adalah salah satu ciri khas orang-orang beriman, yang mesti dilakukan setiap saat dan di manapun berada. Dengan berdzikir, segala tindak-tanduk perilaku hidupnya akan selalu terkontrol.

Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang berdzikir mengingat-Nya.Persoalan hidup dan kehidupan yang pelik dan rumit, jika tidak karena kasih sayang Allah SWT, mustahil itu semua terpecahkan. Menjadi umat yang berdzikir, adalah salah satu upaya meraih cinta Ilahi.


Dari : Hikmah Republika / juli’11




Semoga bermanfaat ..
silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Selasa, 15 November 2011

Do'a Kami - 4

Ya Allah  ... hari ini kami akan memulai
dan menyelesaikan tugas-tugas kami
Engkau tahu ya Allah ..

betapa tugas itu menyita waktu  
dan kesempatan kami ..
Bahkan terkadang merampas kesabaran kami ..
Keramahan kami , kontrol diri kami ...

Karena itu ya Allah ..
Beri kami kekuatan , dan kesabaran ..
agar ditengah sarat dan sibuknya tugas-tugas kami
Kami masih dapat tersenyum, bertegur sapa, dan beramah tamah
Dengan keluarga, tetangga-tetangga dan sahabat-sahabat kami

Setelah itu ya Allah ...
ingatkan kami agar kami dapat sisihkan waktu menghubungi ..
menggembirakan dan berdoa untuk kedua orangtua kami

Ya Allah beri kami kemampuan untuk membimbing anak-anak kami
Agar mereka dapat bersikap dan berbuat lebih baik dari kami


Ya Allah disaat sarat dan sibuknya tugas-tugas kami
Ingatkan kami untuk selalu bersimpuh sujud kepada-Mu
Ya Allah dengar dan kabulkan permintaan kami ... Aamiin ...


(KLCBS radio Jazz Wave Bandung) thank's 



Semoga bermanfaat ..
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Senyumu Ibadahmu


 Begitu berartinya sebuah senyuman dalam kehidupan hingga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi.

Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.

Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.

Senyum memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengubah dunia. Mengapa demikian? Karena senyum merupakan salah satu instrumen dakwah dan syiar Rasulullah SAW yang turut melengkapi kemuliaan budi pekertinya dalam etika pergaulannya dan dalam membina keharmonisan rumah tangganya.

Suatu hari, seorang Badui Arab meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW dengan menarik sorban beliau hingga tercekik, dan tarikan sorban itu meninggalkan bekas pada leher Rasulullah SAW. Orang ini berpikir, bahwa Rasulullah pasti marah setelah ia melakukan hal tersebut. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Ia terkesima menatap Rasulullah SAW yang tidak marah atas perlakuannya yang sangat kasar, tetapi justru Rasulullah SAW tersenyum dengan ikhlas kepadanya.

Akhirnya, senyum tulus Rasulullah SAW, membawa orang Badui ini menikmati indahnya Islam. Sebuah senyum yang didasari ketulusan dan keimanan mampu mengubah keyakinan seseorang. Ketulusan senyum dan kemuliaan budi pekertinya dalam berdagang bahkan berperang membuatnya mampu menyebarkan Islam hingga Kisra dan Persia.





Semoga bermanfaat ..
Silahkan diSHARE, jika bagus untuk dibagikan ...

Sabtu, 12 November 2011

Cara Pandang NOL ( Zero)


Angka NOL sering disebut ZERO.

Sering juga diartikan kosong, takpunya nilai, bersih dari kandungan apapun. Jika kita mengartikan Zero adalah sebuah angka maka ia adalah dasar dari segala angka. Maka berapapun ditambah atau dikurangi akan bernilai sama. Namun sebaliknya jika kita kalikan atau dibagi berapapun zero akan bernilai zero itu sendiri.

Zero memang bisa bernilai segala apa yang ada, dan segalanya juga bisa bernilai zero ketika dilipatgandakan. Karenanya ketika kita menggunakan cara pandang Zero, kita akan dapat melakukan segalanya.

Dalam kehidupan Zero adalah cara pandang atau sikap mental yang bersih, obyektif, apa adanya tidak ditambah maupun dikurangi dalam hal menyangkut pekerjaan ataupun lingkungannya. Seseorang dengan sikap mental seperti ini akan memiliki kejernihan hati dan pikiran dalam menghadapi lawan interaksinya.

Seseorang dengan cara pandang seperti ini biasanya akan bertindak, berpikir, membuat pilihan dan memberikan respon dengan mengembalikan segala pada akarnya (dasar permasalahannya). Bila kita memulai sesuatu menempatkan diri pada titik nol maka tanggapan panca indera kita akan menjadi jernih segala sesuatunya akan menjadi mungkin.

Cara pandang ini akan memandu kita untuk berpikir terbuka dalam segala sesuatu. Kita akan selalu berpikir bahwa selalu ada jalan untuk setiap kesulitan, maslah atau problem yang dihadapi. Seperti dalam Al-Quran : Inna ma’al usri yusro (sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan)

Karena memang cara memandang persoalan bukan kepada kenapa sesuatu (takdir) itu terjadi, tapi pada bagaimana kita menghadapi takdir tersebut agar lebih ‘nyeni’. Jadi bukan pada kekurangan yang ada pada kita tapi bagaimana mengubah atau meminimalisasi kekurangan menjadi sesuatu yang membawa manfaat bagi diri dan lingkungannya.

Oleh karena itu cara pandang zero ini akan mampu menjadikan seseorang sebagai individu yang dinamis. Yang mampu belajar dari kesalahan, yang tidak menilai seseorang dari jejak rekam masa lalunya. Karena setiap orang bisa punya kesalahan masa lalu, tapi tidak boleh terjebak dalam kesalahannya itu sendiri.

Cara pandang ini juga menjadikan untuk menilai orang secara obyektif, apa adanya terhadap baik buruknya seseorang. Dalam konsep Rasulullah, seseorang dikatakan saling mengenal dengan baik jika telah sholat berjamaah, bermalam dirumahnya atau melakukan perjalanan bersama.

Sehingga cara pandang ini kita tidak akan takut mengambil sikap terhadap seseorang. Baik penolakan, pembelaan, berpihak bahkan memusuhi. Bukan kata orang kebanyakan, tapi berdasar cara pandang kita yang jernih dan bersih.

“Dan kebanyakan mereka mengikuti dugaan saja. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran, sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang ia kerjakan”. (Surat : Yunus ; 36)


Semoga bermanfaat ..
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ..

Do'a Kami - 3


Ya Allah ...

Jadikanlah diri kami kebiasaan beramal sholeh ...

Mencintai fakir miskin dan meninggalkan kemungkaran ...

Sambung dari-Mu kecintaan kepada-Mu ...

Dan siapa saja orang-orang yang mencintai-Mu ...

Terimalah taubat kami Ya Allah ...

Ampunilah dosa kami ...

Kasihanilah kami ....  Aamiin ....







Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Do'a Kami - 2


Ya Allah ...

Hidupkan kami jika kehidupan ini lebih baik bagi kami ...

Dan matikan kami bila kematian memang  lebih baik bagi kami ...

Kami memohon kepada-Mu dari rasa waspada  ...

terhadap sesuatu yang tak dapat dirasakannya ..

Kami mohon kepada-Mu sifat adil disaat ridho dan disaat marah

Kami mohon kepada-Mu kesederhanaan disaat kaya maupun miskin ...

Ya Allah ..

Beri kami kelezatan memandang ke arah wajah-Mu ...

Beri kami kerinduan kepada tempat perjumpaan dengan-Mu ...

Hiasi diri kami dengan iman ...

Jadikan diri kami orang-orang  yang senantiasa memberi hidayah ...

Dan menerimanya  ...... Aamiin ......





Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Do'a Kami


Ya Allah .. 


Engkaulah pelindung kami ...

Kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak berguna ..

Hati yang tiada khusyuk ...

Hawa nafsu yang tidak pernah kenyang ...

Dan do’a yang tidak Engkau kabulkan ...

Kami berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat ...

Dari hilangnya kesehatan yang Engkau anugerahkankan kepada kami ...

Dari malapetaka yang tiba-tiba datang kepada kami ...

Kami berlindung dari amarah-Mu ya Allah ...

Kami berlindung dari akhlak yang tercela ...

Aamiin ....



Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Jumat, 11 November 2011

Belajar Sukses dari Seekor Kupu-Kupu

Suatu hari, seorang guru membawa murid-muridnya ke taman burung. Ketika mereka sedang asyik memperhatikan burung-burung yang cantik, seorang murid melihat seekor kupu-kupu. 
“Bu, cantik sekali kupu-kupu itu.” 

“Emm, itulah serangga yang sangat cantik, tetapi awalnya tidaklah secantik seperti yang kita lihat,” 
Mendengar komentar gurunya, murid itu penasaran dan bertanya beberapa pertanyaan. Untuk memuaskan anak didiknya, sang guru pun mengajak para murid mencari ulat hijau. Kebetulan ulat hijau memang banyak di taman itu. Sang guru berkata kepada para murid bahwa kupu-kupu berasal dari ulat tersebut. 
Semua murid tercengang. Ada juga yang tertawa mengira bu guru bercanda. Melihat ada yang tidak percaya, sang guru pun mengajak para murid mencari kepompong. 
Cari punya cari akhirnya mereka menemukan kepompong yang sudah berwarna coklat tua. 
“Anak-anak, perhatikan kepompong ini. Tak lama lagi dari kepompong ini akan keluar sesuatu.” 
Mendengar pinta gurunya, para murid pun serius disertai penuh tanda tanya mengamati kepompong itu. Apakah dari kepompong akan keluar sesuatu, jika iya, apakah yang keluar itu kupu-kupu? 
Itulah yang ada di pikiran setiap murid. Tak lama kemudian kepompong itu pecah. 
Dari dalam kepompong terlihat seekor serangga yang akan keluar. Semua murid diam, menahan nafas, tegang. 
Tak lama kemudian keluarlah seekor kupu-kupu kecil yang sangat cantik. Para murid pun bersorak dengan gembira. 
“Anak-anak betul kan kupu-kupu yang cantik itu keluar dari kepompong? Hanya kupu-kupu yang cantik itu tak seketika menjadi kupu-kupu,perlu waktu yang cukup lama dan proses yang panjang.”


Kadang banyak orang yang iri terhadap kesuksesan orang lain. Mereka tidak tahu jalan panjang dan proses berliku yang telah ditempuh orang sukses itu dengan keteguhan hati. 
Seseorang yang telah berjuang sulit dan lama untuk meraih sukses tanpa dia sadari karakternya tertempa sebagai karakter sukses. Sehingga berikutnya untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan lain akan lebih mudah karena yang tersulit dalam kesuksesan adalah memiliki karakter sukses. 


Akhirnya tidak ada jalan pintas untuk meraih kesuksesan.








Semoga bermanfaat .. 
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ..

Renungan Diri 3


Ya ALLAH dunia ini KAU ciptakan sementara dan akan hancur ...

Ya ALLAH dunia ini walau sebentar ..

terlalu berat ujian godaannya untuk kami ...

dan terlalu besar resikonya di akhirat nanti ...

Kami yang lemah, gampang tergoda dan banyak dosa ini ...

mohon padaMU Ya ALLAH ...

ampunilah seluruh dosa kami ..

dari mulai kami melakukan dosa hingga kami KAU wafatkan ...

Tetapkan hati kami dalam KENIKMATAN  IMAN padaMU ..

dan tetapkan hidup kami dalam KELEZATAN TAQWA di JALANMU...


Aamiin ....






Semoga bermanfaat ..
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Mensucikan dengan Air Kencing


Apa pendapat anda bila ada seseorang yang pakaiannya terkena air kencing ..

Lalu ia hendak mensucikannya dengan air kencing pula ..

Mungkinkah air kencing itu dapat mensucikannya ..?

Tentu saja tidak ..!!

Kotoran tidak dapat disucikan ...

Kecuali dengan sesuatu yang suci ...

Begitu pula dengan keburukan yang pernah kita lakukan ..

Tidak akan dapat terhapus ...

Kecuali dengan memperbanyak melakukan kebaikan ...



(Sufyan Ats-Tsauri)



Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...

Enam Perkara ... Yahya bin Muadz


Yahya bin Muadz adalah seorang tokoh sufi, aulia, dan Waliyullah ada kata-kata beliau yang sangat populer antara lain ini ; 


Ada enam perkara ... apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya ...

  • ü   memerangi musuh Allah dengan pedang,
  • ü   tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas,
  • ü   tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin,
  • ü   tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung,
  • ü   meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar dan
  • ü   bersabar saat ditimpa musibah.





(Yahya bin Muadz)




semoga bermanfaat ...
silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ... 

Do'a Kami hari ini


Ya Allah .. ampunilah kesalahan-kesalahan kami

bersihkanlah hati kami dari berbagai kesalahan ...

sebagaimana busana putih dibersihkan dari kotoran ...

jauhkan kami dari kesalahan-kesalahan kami ...

sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat ...

Ya Allah .. kami berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan ...

Kepengecutan ...   kepikunan ...  dan kekikiran ...

Kami berlindung kepada-Mu dari cobaan dalam kehidupan dan kematian ...

Aamiin ....




Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagi ...

Nasehat Imam Ghazali


Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya tentang sebuah teka-teki: 

“ Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini? “ Kata sang Imam. 

Para murid-muridnya dengan semangat mereka menjawab : 
Murid 1 = "Orang tua." 
Murid 2 = "Guru." 
Murid 3 = "Teman." 
Murid 4 = "Kaum kerabat."
"Semua jawanan kalian benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu adalah janji Allah, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati”. Jawab sang Imam.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(Surah Ali-Imran :185). 

Lalu Imam Ghazali mengajukan pertanyaan yang kedua ;
"Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"

Seperti biasa para muridnya dengan semangat berebutan menjawab : 
Murid 1 = "Negeri Cina " 
Murid 2 = "Bulan." 
Murid 3 = "Matahari." 
Murid 4 = "Bintang-bintang."
Dengan bijaknya sang Imam menjawab "Semua jawaban kalian tidak ada yang salah. Tetapi yang paling tepat adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan apa yang Allah perintahkan." 

Lalu Iman Ghazali memberikan pertanyaan yang ketiga ;
"Apa yang paling besar di dunia ini?"

Seperti biasa para muridnya masih dengan semangat menjawab : 
Murid 1 = "Gunung." 
Murid 2 = "Matahari." 
Murid 3 = "Bumi." 
"Semua jawaban kalian benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka." Jawab sang Imam.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj. (Surah Al A'raf: 179) 
Istidraj Yaitu: dengan membiarkan orang itu bergelimang dalam kesesatannya, hingga orang itu tidak sadar bahwa dia didekatkan secara berangsur-angsur kepada kebinasaan.

Imam Ghazali lalu memberikan pertanyaan lagi ;
"Apa yang paling berat di dunia?" seperti biasa murid-muridnya dengan semangat menjawab pertanyaan sang Imam :
Murid 1 = "Baja." 
Murid 2 = "Besi." 
Murid 3 = "Gajah." 
"Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH. Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua berkata tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah."

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat  kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
(Surah Al-Azhab : 72 ). 

Lalu Imam Ghazali melanjutkan pertanyaannya ;
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"

Dan murid-muridnya masih semangat untuk menjawabnya ; 
Murid 1 = "Kapas." 
Murid 2 = "Angin." 
Murid 3 = "Debu." 
Murid 4 = "Daun-daun." 
" Semua jawaban kalian tepat, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, dengan mudah kita tinggalkan sholat." Kata Imam Ghozali. 

Lalu Imam Ghazali memberikan pertanyaan terakhir ;
"Apa yang paling tajam di dunia ini?" 
Murid- Muridnya dengan serentak menjawab = "Pedang." 
"Itu benar, tapi benda yang paling tajam di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri."




Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika bermanfaat untuk dibagikan ...


Terima kasih mas Dwi Anggoro Purnomo, telah berbagi artikel