kita sering kali mencari makna bahagia dan dalam kehidupan
ini ..
setiap insan ingin mendambakan bahagia ...
setiap orang ingin beroleh bahagia ...
tapi bagaimana cara untuk mendapatkannya ..
orang senantiasa meraba-raba tak kunjung
menemukannya ..
untuk banyak orang, bahagia hanyalah semacam impian
belaka, suatu yang tak terjangkau oleh manusia ..
dari masa ke masa orang
berbicara soal bahagia ...tapi kenyataan yang ada, sungguh amat berbeda ..
dunia telah berwarna derita ..
melarat telah menyemai di mana-mana ...
Lalu kita bertanya: “kenapa?”
Kenyataan yang ada, “melarat, derita, sengsara, kehancuran”, membuat insan dunia merasa resah, gelisah, takut dan ngeri. Berjalan pun enggan, takut. Bermimpi pun enggan, tak berharga. Maka Nampak jelas di manakah letak sejatinya insan yang benar.
Allah Swt telah berfirman :
Ingatlah,
Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah (QS. Yunus: 62)
Sungguh beruntunglah orang-orang
beriman dan bertaqwa. Pada dirinya mengalir ketaatan kepada
aturan-aturan Allah. Seluruh anggota tubuhnya berjalan atas kehendak
Allah. Pada dirinya berbekas kebenaran dan memancarkan nur illahi.
Sedangkan orang yang tidak beriman dan bertaqwa. Hatinya kosong dari nur
illahi. Dia jauh dari bimbingan Allah. Dia terlepas dari kendali Allah.
Dia selalu takut akan datangnya bahaya-bahaya dari luar dirinya. Baik
itu manusia ataupun makhluk lain. Sehingga terkadang, ketika
kesempurnaan telah berada pada dirinya, jiwanya merana tersiksa, penuh
derita. Meski bahagia yang diidam-diamkannya, namun sengsara menimpanya.
Orang
yang tidak beriman dan bertaqwa mulanya mencari kebahagiaan dengan
melepaskan diri dari aturan-aturan yang telah Allah terapkan. Maka,
sejatinya ia akan mendapatkan sebuah kenyataan bahagia baginya jauh dari
kenyataan. Baginya kebahagiaan hanyalah isapan belaka.
Semestinya, insan menyadari arti hidup dan kehidupan sebenarnya. Kebahagiaan yang besar adalah ketika keimanan telah merangkai dan menyemai dalam diri kita dan aktivitas kehidupan kita. Maka Bahagia menjadi jaminan mutlak dari Zat Yang Memiliki Kebahagiaan, Allah Azza Wa Jalla.
Jangan pernah
berhenti untuk memperbaharui keimanan kita. Dan semoga Allah memberi
gelar untuk insan-insan ini dengan gelar orang-orang yang beriman dan
bertaqwa. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar