Hajar dan bayinya
ditinggalkan Ibrahim di lembah sunyi. Di sana yang ada hanya gersang. Tak
terlihat air untuk menyambung hidup. Isma’il kecil pun menangis karena lapar
dan kehausan. Maka Hajar pun berlari, mengais jejak air untuk menjawab tangis
putranya. Ada dua bukit di sana. Dan dari ujung ia coba menelisik. Berlari
bolak balik tujuh kali.
Mungkin dia tahu, tak pernah ada air di situ.
Mungkin
ia hanya ingin menunjukkan kesungguhannya pada Allah.
Maka keajaiban itu
memancar ... Air zam zam.
Bukan dari jalan yang dia telusuri, atau jejak yang ia
torehkan di antara Shafa dan Marwa. Air itu muncul dari kaki Isma’il si bayi
mungil yang haus. Kakinya menjejak. Dan Hajar takjub.
Begitulah keajaiban
datang. Terkadang tak ada dalam ikhtiar kita. Inilah makna bekerja keras. Atau,
bersungguh-sungguh memaksimalkan kemampuan. Karena kita yakin, Dia tak akan
pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita.
Barangkali ini makna
dari kalimatullah “Laa Yukallifullahu Nafsan Illaa Wus’aha”. Kita harus yakin bahwa
Allah tidak akan membebani kita diluar kemampuan kita (manusia)...
Artinya kita akan
sanggup untuk menghadapi ujian apapun dalam bentuk ikhtiar dan doa yang
istiqomah dan sungguh-sungguh, dan mengambil tanggung jawab atas apapun yang
akan terjadi dengan optimis dan yakin, bahwa Rahmat Allah meliputi semesta alam
dan isinya.. Maka, jangan pernah berputus asa dari Rahmat Allah.. “Wa Laa
Tai’asu Mirrouhillah”..
“Laa Hawla Wa Laa
Quwwata Illa Billah” – Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah.. Rintangan dan halangan hanyalah kekuatan makhluk yang tidak akan
mungkin lebih besar daripada Kekuatan Allah.. “Innallaha ‘Azizun Hakim..”.
Jadi.. JANGAN MENYERAH..!
(tulisan ini terinspirasi dari kisah insan dengan do'a & keinginan yang sama, terima kasih umi ... )
semoga bermanfaat ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar