Dada ini akan terasa longgar bila tanpa penyangga,
Dada ini akan terasa terhimpit bila tulang yang ada tak mampu menopang
desah nafas,
Itulah tulang rusuk …
Tulang rusuk suami ada pada istri ,
Dan istri sebagai penopang kehidupan suami,
Tak perlu dengan marah jika rusuk itu susah untuk diluruskan
Tak harus jenggah juga jika suami tak segera meluruskannya
Yang dibutuhkan adalah sebuah pengertian, kesabaran serta salaing
memberi waktu untuk mengerti..
Itulah hakikat cinta suami istri …
“Sejak diturunkan ke bumi, Hawa terus memikirkan Nabi Adam. Bagaimana
keadaannya sekarang? Apa ia sanggup hidup sendirian di bumi ini? Hawa bertekad
untuk bertemu Nabi Adam. Hawa terus berjalan menyusuri bumi. Sesekali ia
beristirahat sambil makan buah-buahan. Ia terus berdoa kepada Allah agar segera
dipertemukan dengan Nabi Adam. Hawa tiba di sebuah padang pasir dan bukit yang
sangat gersang. Ia sudah sangat
kelelahan dan hampir putus asa. Kemudian ia berdoa kepada Allah dengan sangat
khusyuk. Rupanya Allah mengabulkan doanya. Hawa melihat sosok yang sangat ia
kenali. Ia adalah Nabi Adam. Hawa memanggil Nabi Adam dan Nabi pun memanggil
Hawa dengan penuh kerinduan. Inilah saat yang paling membahagiakan bagi
mereka.”
Itulah sepenggal kisah tentang pertemuan Adam dan Hawa di bumi. Tabiat
perempuan yang peduli tergambar jelas dalam penggalan cerita di atas. Hawa
terus memikirkan Nabi Adam dan ingin segera bertemu dengan Nabi Adam. Apa
alasannya? Ternyata, bukan karena sekadar melepas rindu dirinya pada Adam, tapi
lebih memikirkan bagaimana keadaan Nabi Adam sekarang? Apakah Adam sanggup hidup
sendiri di bumi? Hawa tak memikirkan dirinya sendiri. Itulah sifat dasar
perempuan, ketika memutuskan sesuatu ia selalu mempertimbangkan orang lain
bukan hanya kepentingan dirinya sendiri.
Ya, karena Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam ketika di syurga.
Allah tahu bahwa Adam tak bisa hidup sendiri. Walaupun dengan
kenikmatan-kenikmatan syurga yang telah ia dapatkan, tetap saja seorang Adam
membutuhkan teman. Maka, Allah ciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam untuk
menemani Adam di syurga. Sungguh, tulang rusuk mengenali siapa pemiliknya.
Mungkin akan terlontar pertanyaan begini: “Nabi Adam dan Hawa itu kan
cuma dua-duanya manusia di bumi. Jadi ketika bertemu mudah untuk saling
mengenali. Lantas bagaimana dengan kita yang jumlah penduduk bumi sudah sekian
milyar banyaknya? Bagaimana kita bisa tahu bahwa dialah tulang rusuk kita (bagi
laki-laki) atau dialah pemilik tulang rusuk ini (bagi perempuan)?
Di sinilah letak proses ta’aruf itu berperan. Ta’aruf lah ajang saling
mengenal yang [katanya] akan terasakan di sana siapa tulang rusuk atau pemilik
tulang rusuk kita. Jadi, memang benar, kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita
di dunia, kita takkan pernah tahu siapa pemilik tulang rusuk kita (bagi
perempuan), atau siapa tulang rusuk kita yang belum ditemukan (bagi laki-laki),
sebelum proses ta’aruf. Dari proses ta’aruflah, Allah memberikan petunjukNYA,
menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita tentunya disertai musyawarah dan
istikharah serta keistiqomahan dalam menjalani prosesnya.
Pada akhirnya, sebaik-baik jodoh adalah jodoh di akhirat, jodoh yang kekal.
Namun sejatinya kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di akhirat. Karena
belum tentu jodoh di dunia juga otomatis jodoh di akhirat. Maka yang bisa
diikhtiarkan saat ini adalah mencari jodoh di dunia untuk membawanya menjadi
jodoh di akhirat pula.
“Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami nikmat di dunia dan
juga nikmat di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka…”
Aamiin…
Semoga bermanfaat …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar