SABAR
TERHADAP SUAMI
Pada
zaman khalifah al-Manshur, salah seorang menterinya al-Ashmu’i, melakukan
perburuan. karena terlalu asik mengejar hewan buruan, ia terpisah dari
kelompoknya dan tersesat di tengah padang sahara.
ketika
rasa haus mulai mencekiknya, dikejauhan ia melihat sebuah kemah. terasing dan
sendirian. ia memacu kudanya ke arah sana dan menemukan penghuni yg memukau,
wanita muda dan jelita. ia meminta air. wanita itu berkata, “ada air sedikit,
tetapi aku persiapkan hanya untuk suamiku. ada sisa minumanku, kalau engkau mau
ambillah”.
tiba-tiba
wanita itu tampak siaga. ia memandang kepulan debu dari kejauhan. “suamiku
datang” katanya. wanita itu kemudian menyiapkan air minum dan pembersih.
lelaki
yg datang itu lebih mudah disebut “bekas manusia”. seorang tua yg jelek menakutkan.
mulutnya tidak henti-hentinya menghardik istrinya. tidak satupun perkataan
keluar dari mulut wanita itu. ia membersihkan kaki suaminya, menyerahkan
minuman dg khidmat, dan menuntunnya dengan mesra masuk ke kemah.
sebelum
pergi , al-Ashmu’i bertanya, “engkau muda, cantik dan setia. kombinasi yg
jarang sekali terjadi. mengapa engkau korbnankan dirimu untuk melayani lelaki
tua yg berakhlak buruk?”
Jawaban
perempuan itu mengejutkan al-Ashmu’i, “Rosulullah saw bersabda : ‘Agama itu
terdiri dari dua bagian, syukur dan sabar’. Aku bersyukur karena ALLAH telah
menganugerahkan kepadaku usia muda, kecantikan, dan perlindungan. Ia
membimbingku untuk berakhlak baik. aku telah melaksanakan setengah agamaku.
karena itu, aku ingin melengkapi agamaku dengan setengahnya lagi, yakni
bersabar”. (Dahsyatnya sabar, 2010)
KESABARAN
SUAMI TERHADAP ISTRI
Seorang
laki-laki berjalan tergesa-gesa, menuju kediaman amirul mukminin Umar bin
Khattab. ia ingin mengadu kepada khalifat karena tak tahan dengan kecerewetan
istrinya. sebagai seorang suami dan laki-laki, ia merasa diremehkan dan
diinjak-injak harga dirinya. begitu sampai didepan rumah khalifah, orang tsb
mengucapkan salam dan menunggu khalifah membuka pintun rumahnya. saat menunggu,
laki-laki itu tertegun. dari dalam rumah, terdengar istri Umar sedang mengomel,
marah-marah. cerewetnya melebihi istri yg akan diadukannya pada Umar. tapi, tak
sepatah kata pun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja,
mendengar istrinya yg sedang gundah. akhirnya, lelaki itu mengurungkan niatnya,
batal melapor istrinya pada Umar.
Umar
keluar dari rumahnya untuk menemui sang tamu. ia tidak mendapatkan seorang pun
disana, ternyata sang tamu sudah meninggalkan pintu rumahnya. karena orang tsb
masih kelihatan oleh Umar, maka ia memanggilnya, “ada perlu apa wahai
saudaraku?’ tanya Umar setelah orang itu balik lagi kepadanya.
“wahai
Amirul mukminin, aku datang kepadamu hendak menyampaikan keluhanku tentang
perilaku istriku yg kurang baik dan kurang menghormatiku. begitu lancangnya mulutnya
merendahkanku. namun, tatkala aku mendengar suara istrimu dengan suara tinggi
memarahimu, sedang engkau tidak membantah sedikitpun, aku segera berbalik tidak
jadi melapor. aku malu pada diriku sendiri. itu kondisimu dengan istrimu,
padahal engkau seorang pemimpin negara. bagaimana aku ini, hanya rakyat biasa”
Umar
menasehati, “wahai saudaraku, aku bersabar terhadap istriku, karena itu haknya. Dialah yg menyiapkan makanan untukku, mencuci dan membersihkan pakaianku, yang
menyusui anak-anakku. padahal, semua itu bukanlah kewajibannya. apalagi aku
merasa damai bersama dirinya, karena dialah yang menyelamatkan aku dari
perbuatan yang haram. aku bersabar karena semua hal tersebut”.
orang
itu menjawab, “wahai Amirul mukminin, seperti itu juga sebenarnya yg telah
diperbuat istriku kepadaku”. Umar memberi nasihat, “Sabarlah kamu, semua itu
tidak akan lama”. (Dahsyatnya sabar, 2010:copas cintaallahswt)
semoga bermanfaat ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar