Jumat, 12 Oktober 2012

Saling Menguatkan Saat Cobaan Itu Datang


Namanya hidup tak pernah sepi dari ujian. Namun, semuanya akan menjadi ringan, jika ada seseorang yang bersedia menjadi teman. Dalam hidup, kadang ujian atau bencana itu tiba-tiba terjadi dan mengoyak-ngoyak kebahagiaan yang sedang dijalani. Namun pada kenyataannya, banyak diantara kita yang tidak  siap menghadapi perubahan mendadak yang sangat mengganggu kenyamanan ini. Banyak pula yang terhempas dalam rasa sakit hati, marah, atau terjebak dalam kebingungan.

Di sinilah diperlukannya kemampuan untuk saling menguatkan pada diri masing-masing pasangan. Jangan biarkan salah satu pihak tenggelam dalam kesedihan atau bahkan menyalahkan dirinya atas musibah yang terjadi. Namun, yang dibutuhkan, justru adalah sikap untuk saling menguatkan hati, menumbuhkan kembali semangat, kemudian bersama-sama mengantisipasi kondisi yang terjadi.

Karena, tawakal dan keimanan atas segala hal yang terjadi, bukan bangkit dengan sendirinya. Namun, juga atas dorongan dan dukungan dari sesama orang beriman yang ada di sekitar kita. Hingga segala sesuatunya akan terasa masuk akal dan lebih ringan untuk dihadapi, manakala ada orang yang menemani dan membantu kita keluar dari emosi, menuju logika yang lebih mudah dipahami.
Allah berfirman: “Dan sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innaalillaahi wa innaa ilahi rooji’uun.” (Al-Baqarah [2]: 155-156).

Bila ujian atau bahkan bencana itu kemudian datang menimpa, maka inilah saatnya untuk menata kehidupan kembali dari awal. Menyempurnakan segala sesuatu yang mungkin pernah terlewat dan membuat pasangan kita merasa tak dijadikan bagian dari yang kita putuskan. Juga saat yang tepat untuk menguatkan ikatan kebersamaan dan pengertian antara kita dan pasangan, juga dengan anggota keluarga lainnya.

Awal untuk Berubah

Tragedi bukan berarti kehidupan atau harapan berakhir begitu cepat, tetapi garis awal untuk segera memulai sesuatu yang begitu lama kita tunda untuk memulainya. Pemikiran-pemikiran baru serta langkah-langkah berani memang harus diambil. Namun, ini semua tak akan menjadi kenyataan manakala ada salah satu dari pasangan yang masih setia diam di tempat. Apalagi memaksakan diri berdamai dengan kenyataan yang sejatinya masih dapat diubah. Setiap pasangan harus benar-benar menyadari bahwa hidup bukanlah sekadar harus dijalani. Namun, perjuangan membuat arti dan keberanian mengubah keadaaan, itulah yang membuat Allah mempercayakan kita menjadi khalifah.

Apa yang kita miliki saat ini hanyalah sementara. Allah dengan mudah mengambil apa saja yang menjadi milik-Nya, kapan saja. Karena itu, sebagai orang yang beriman, dalam kehidupan sehari-hari, dalam berumah tangga, kita pun harus siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Hidup memang bukan menjadi berarti ketika kita memiliki kartu terbaik dalam hidup. Namun, ia akan menjadi yang terbaik manakala kita dapat menggunakan kartu apapun dengan cara yang terbaik. Karena itu, tetaplah bergandengan tangan, berprasangka baik kepada Allah, dan semakin mengokohkan langkah untuk semakin mengerti, bahwa inilah jalan perjuangan yang tak pernah sepi dari ujian. Namun, semuanya akan menjadi ringan, jika ada seseorang yang bersedia menjadi teman.


Semoga bermanfaat ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar