Seorang bertanya kepada gurunya yang mulai,
"Kebanyakan orang mengatakan bahwa saya ini orang yang baik, maka bagaimana saya bisa tahu bahwa saya benar-benar orang baik ?"
Sang guru pun berkata:
“Nampakkanlah sikap dan perilaku
yang selama ini kamu sembunyikan di hadapan orang-orang baik. Jika mereka
merasa senang, maka itu pertanda bahwa engkau adalah orang baik.
Sebaliknya jika mereka merasa tidak senang, maka itu adalah pertanda bahwa
engkau bukan orang baik.”
Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada para sahabatnya bahwa,
Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada para sahabatnya bahwa,
“Kebajikan itu adalah baiknya budi
pekerti dan dosa itu apa-apa yang meragu-ragukan dalam jiwamu dan engkau tidak
suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu”.
Bahkan dalam hadist lain disebutkan
bahwa sesungguhnya dari apa yang telah didapat oleh manusia dari
kata-kata kenabian yang pertama adalah, “Jika engkau tidak malu, berbuatlah
sekehendakmu.”
Ketika sahabat lain bertanya kepada Rasulullah SAW tentang ‘kebaikan', beliau pun bersabda,
Ketika sahabat lain bertanya kepada Rasulullah SAW tentang ‘kebaikan', beliau pun bersabda,
“Mintalah fatwa dari
hatimu”.
“Kebaikan itu adalah apa-apa yang
tentram jiwa padanya dan tentram pula hati padanya. Dan dosa itu adalah adalah
apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati, walaupun orang-orang
memberikan fatwa padamu dan mereka membenarkannya”.
Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan ilham berupa potensi di dalam jiwa manusia serta hidayah untuk dapat membedakan dan memilih jalan keburukan (kefasikan) dan kebaikan (ketakwaan) sebagai wujud dari kesempurnaan ciptaan-Nya.
Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan ilham berupa potensi di dalam jiwa manusia serta hidayah untuk dapat membedakan dan memilih jalan keburukan (kefasikan) dan kebaikan (ketakwaan) sebagai wujud dari kesempurnaan ciptaan-Nya.
“Dan jiwa serta penyempurnaan
(ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan ke dalam jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaan” (QS 91:7-8). “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
(kebajikan dan kejahatan)” (QS 90: 10).
Dan Allah SWT telah berfirman pula di dalam Alquran mulia,
Dan Allah SWT telah berfirman pula di dalam Alquran mulia,
“Hanya pada Tuhanmu sajalah hari
itu tempat kembali. Pada hari itu akan diberitakan kepada manusia apa
yang telah dikerjakannya, dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu
menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan
alasan-alasannya” (QS 75: 12-15).
Tujuan utama dari ibadah puasa, sebagaimana digariskan oleh Allah SWT (QS 2: 183), adalah agar kita bertakwa atau bertambah takwa. Selain penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa, takwa membuahkan furqan.
Allah SWT berfirman,
Tujuan utama dari ibadah puasa, sebagaimana digariskan oleh Allah SWT (QS 2: 183), adalah agar kita bertakwa atau bertambah takwa. Selain penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa, takwa membuahkan furqan.
Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman,
jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan
dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)
mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS Al-Anfal(8): 29).
Dalam bahasa lugas furqan berarti kriteria, pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Menurut ulama tafsir, di dalamnya terkandung makna ketegaran jiwa (tsabatul qulub), kejernihan mata hati (quwwatul-bashaair), dan petunjuk terbaik (husnul hidayah).
Dalam bahasa lugas furqan berarti kriteria, pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Menurut ulama tafsir, di dalamnya terkandung makna ketegaran jiwa (tsabatul qulub), kejernihan mata hati (quwwatul-bashaair), dan petunjuk terbaik (husnul hidayah).
Oleh Abi Muhammad Ismail
Halim , terima kasih telah berbagi artkel
Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika baik untuk
dibagikan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar