Suatu ketika pelayan Imam Hasan
Al-Bashri menyampaikan bahwa seseorang telah menjelek-jelekkan namanya.
Mendengar hal tersebut, sang Imam kemudian memanggil pelayan dan memintanya
untuk memberikan kurma pada orang tersebut.
Pelayan berkata, “wahai imam, bukankah
dia telah menjelekkanmu di hadapan orang banyak. Tapi kenapa engkau malah
memberinya kurma?” Sang imam pun menjawab,
“Bukankah sudah sepantasnya aku
memberikan hadiah bagi orang yang telah membuat diriku di sisi Allah SWT”.
“Apa maksud semua ini wahai Jibril?”
“Apa maksud semua ini wahai Jibril?”
Tanya Rasul SAW pun ketika turun
ayat:
“Jadilah engkau pema'af dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang
yang bodoh” (Al-A’raf: 199).
Jibril pun menjawab,
“Wahai Rasul Allah, sesungguhnya
Allah SWT memerintahkanmu untuk memaafkan orang yang menzalimimu, memberi
kepada orang yang pelit kepadamu, dan menyambung silaturahim kepada orang yang
memutuskannya denganmu”.
Jadilah pribadi yang tenang dan menenangkan.
Jadilah pribadi yang tenang dan menenangkan.
Bukan pribadi yang gelisah dan
penuh amarah.
Tenang bukan berarti tidak mampu,
tenang bukan berarti kalah,
tenang bukan berarti lambat.
Tenang adalah seni menyampaikan
kritikan dengan bahasa yang lembut,
tenang adalah penyampaian fakta keras dengan
cara yang lembut,
tenang adalah penolakan berat
dengan cara yang ringan.
Itulah yang ditunjukkan oleh Rasul
SAW ketika penduduk Thaif melempari beliau dengan batu. Beliau malah berdoa,
“Allahummahdii qawmii fainnahum
laa ya’lamuun”
(Ya Allah berilah hidayah kepada
kaumku ini, karena sesungguhnya mereka tidak tahu apa-apa).
Memang bukan perkara yang mudah untuk menahan marah atau emosi. Apalagi kemudian membalasnya dengan hal yang sebaliknya. Tidak semua orang mampu melakukannya. Sehingga ketika Abdullah bin Amr menanyakan hal apakah yang bisa menjauhkannya dari murka Allah? Rasulullah menjawab:
Memang bukan perkara yang mudah untuk menahan marah atau emosi. Apalagi kemudian membalasnya dengan hal yang sebaliknya. Tidak semua orang mampu melakukannya. Sehingga ketika Abdullah bin Amr menanyakan hal apakah yang bisa menjauhkannya dari murka Allah? Rasulullah menjawab:
“Laa taghdhab (Janganlah kau
marah)” (HR Imam Ahmad)
Rabu, 24
Agustus 2011 05:28 WIB
Oleh
Salahuddin El Ayyubi MA., terima
kasih artikelnya
semoga bermanfaat ...
silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar