Kita ini tak ubahnya ibarat air. Dia mengalir dengan lincahnya. Jangan coba-coba diam karena akan menggenang sehingga bisa memunculkan bau tak sedap dan mengundang berbagai macam penyakit. Begitulah kita, apalagi yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim. Kita dituntut untuk senantiasa bergerak. Tentu saja bergerak di sini bukan hanya mengejar obsesi diri sendiri semata.
Tapi, memikirkan dan berbuat untuk orang lain itu perlu seperti
kata Sayyid Qutb, seorang pemikir muslim dari Mesir, beliau pernah berkata,
”Siapa yang hanya memikirkan dirinya sendiri, dia akan hidup sebagai orang
kerdil dan mati sebagai orang kerdil, tapi, siapa yang mau memikirkan orang
lain, dia akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar.”
Di sinilah keberadaan kita di dunia ini mempunyai makna. Sungguh
malang ketika ada atau tidaknya kita itu tidak mempunyai makna dan pengaruh
sama sekali terhadap masyarakat sekitar kita. Atau bahkan, justru keberadaan
kita tidak diinginkan orang karena ketika kita hadir justru menjadi biang kerok
dan pembuat masalah. Jika kondisi ini menimpa kita, duh, betapa tidak ada
harganya kita di mata orang lain.
Untuk itulah, keberadaan kita sesungguhnya di dunia ini adalah
sejauh mana kita bisa berbuat bagi orang lain, karena inilah rahasia pribadi
unggul manusia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain. Pertanyaannya, apakah kita lebih sering memberikan manfaat bagi
orang lain, pemberi solusi atas berbagai masalah, atau sebaliknya, tukang
pembuat masalah dan pemerkeruh suasana? Ingat bahwa air bisa memberikan
kesejukan, tapi juga bisa memunculkan banjir bandang.
Kemudian, kita juga bisa mengamati bahwa air itu selalu menuju
ke tempat tertentu. Kita pun begitu, kehidupan kita harus mempunyai orientasi
yang jelas, tujuan hidup yang jelas, tak sekedar mengalir begitu saja. Dalam
hal ini, persoalan waktu menjadi penting karena orang besar, waktunya adalah
sebuah sejarah tersendiri. Kita semestinya pandai memanfaatkan waktu, bukan
agar menjadi orang besar, tapi agar kita bisa banyak berbuat untuk sesama untuk
sebuah manfaat. Untuk itulah, kita perlu merenung ulang tentang kebiasaan yang
masih kita lakukan.
Berapa banyak waktu yang terbuang untuk menonton televisi,
jalan-jalan ke mall atau bersenang-senang menikmati massa muda. Sementara,
seperti kata Hasan Al-Banna ”Kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang
tersedia”. Masihkan kita akan bermalas-malasan, sementara kita sering terlalu
berbangga diri dengan identitas sebagai seorang muslim padahal jarang berjuang
menyeru kebaikan apalagi mencegah kemungkaran. Duh, betapa malunya kita kepada
Allah SWT ketika kita mengaku pejuang sejati.
Tak hanya sekedar itu, air ternyata juga mempunyai folosofi yang
mendalam. Ketika ditahan atau dihambat dia akan terus mencari jalan lain, jalan
keluarnya. Semasa dihambat itu, kekuatan air juga semakin besar. Lihat saja,
misalnya ketika air dibendung, setelahnya akan menghasilkan energi yang besar.
Inilah rahasia besar air yang kadang tidak kita sadari. Di dalam kehidupan
keseharian kita, barangkali banyak persoalan atau bahkan konflik yang kita
rasakan. Banyak orang yang memandang remeh cita-cita dan obsesi kita.
Namun, ketika kita berpikir positif atas berbagai onak dan duri
yang melanda itu terkadang justru membuat kita semakin dewasa untuk menjalani
kehidupan di kemudian hari. Syaratnya, tak usahlah terlalu banyak berkeluh
kesah. Yang terpenting adalah tetaplah tegak berdiri, bergerak menyongsong
obesesi-obsesi kita, Insyallah ketika kerja keras sudah kita lakukan, Allah
pasti akan membalas dengan hasil kebaikan yang memuaskan bagi kita. Masalah
hidup akan senantiasa ada, tinggal bagaimana kita mensikapinya. Dengan keluh
kesah semata, atau bijaksana menghadapinya.
Subhanallah, semoga setelah menuliskan ini saya akan tetap tegar
menghadapi variasi seni kehidupan ini. Dan, tentu saja, saya berharap, setelah
membaca goresan sederhana ini, Anda juga akan mempunyai semangat hidup yang
lebih baik lagi.
semoga bermanfaat ...
silahkan diSHARE, jika baik untuk dibagikan ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar