Zina dan poligami, dua
"permasalahan" besar dalam kehidupan sosial. Reaksinya di masyarakat
hampir sama besarnya, namun sangat jauh berbeda nilainya di hadapan Allah. Zina
adalah dosa besar dan pelakunya dihukum dengan cambuk atau rajam. Al-Qur'an
surat Al-Israa' ayat 32 menyebutnya dengan kata "fâhisyah" (perbuatan
keji), oleh karena itu Allah Swt mewanti-wanti dengan didahului perintah
"lâ taqrabû" (jangan engkau dekati). Ini berarti segala perbuatan
yang mengarah pada zina harus kita jauhi. Itulah mengapa Al-Musthafa Muhammad
SAW mengatakan, "lebih baik ditusuk jarum besi daripada engkau menyentuh
wanita yang bukan hakmu!"
Sementara itu poligami datang sebagai rahmat dari Allah kepada
umat ini. Bukan sesuatu yang diwajibkan untuk semua orang, tetapi ia sebagai
solusi dalam kehidupan bermasyarakat. Karena poligami sifatnya kondisional,
maka ada banyak penafsiran yang muncul. Sebagian cenderung memberatkan dan
sebagian lagi lebih condong untuk meringankan. Akan tetapi yang seharusnya kita
ingat, tidak ada satu ulama pun yang berselisih tentang masalah zina. Semua
sepakat perbuatan zina adalah haram. Sayangnya, poligami di masyarakat kita
masih dianggap sesuatu yang buruk, bahkan aib. Sehingga banyak orang yang
berani poligami di bawah tangan atau nikah diam-diam tanpa sepengetahuan
publik. Permasalahannya terletak pada penerimaan sosial yang tidak kondusif.
Ironisnya, perselingkuhan, hubungan bebas dan pelacuran seakan itu hal yang
wajar dan banyak orang tidak merasa terganggu.
Zina dan Poligami, ibarat badai dan gerimis. Perzinahan yang
merajalela dan liar, akan membawa kehancuran pada tatanan kehidupan sosial.
Hilangnya akhlak, yang itu merupakan fondasi dasar pembentukan masyarakat yang
utuh. Perzinahan laksana badai yang siap merusak apa saja yang berdekatan
dengannya. Sedangkan poligami seakan ia gerimis, yang memberi kesejukan ketika
hujan lama tak datang. Poligami memang masih menjadi perdebatan di tengah
masyarakat Indonesia, namun telah memberi kesejukan di hati orang-orang yang
mampu berpikir jernih. Orang-orang yang telah Allah bukakan hati-hatinya untuk
mampu membedakan mana kebenaran dan mana kebatilan. Manusia-manusia yang
merindukan gerimis di tengah tandusnya dunia dan takut akan badai yang merusak.
Semoga bermanfaat ...
Silahkan diSHARE, jika baik untuk
dibagikan ...
poligami di mata kaum laki-laki bagaimana sih? apakah perlu berpoligami, apabila sang istri masih bisa menjalankan kewajibannya?
BalasHapusdi kehidupan sehari-hari, atas dasar apa laki-laki berpoligami? apakah memang sunnah jika ia hanya menghalalkan nafsunya, drpd berzina? sedang istrinya masih bisa menjalankan kewajibannya...