Sabtu, 05 November 2011

Kisah Fudhail bin 'Iyadh tentang Ikhlas & Kebenaran


Al Imam Fudhail bin ‘Iyadh rohimahulloh


Beliau dilahirkan di Samarqand dan dibesarkan di Abi Warda, suatu tempat di daerah Khurasan. Tidak ada riwayat yang jelas tentang kapan beliau dilahirkan, hanya saja beliau pernah menyatakan usianya waktu itu telah mencapai 80 tahun, dan tidak ada gambaran yang pasti tentang permulaan kehidupan beliau.

Sebagian riwayat ada yang menyebutkan bahwa dulunya beliau adalah seorang penyamun, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada beliau dengan sebab mendengar sebuah ayat dari Kitabullah.

Awal dari taubat beliau adalah saat itu beliau pernah terpikat dengan seorang wanita, maka tatkala beliau tengah memanjat tembok guna melaksanakan hasratnya terhadap wanita tersebut, tiba-tiba saja beliau mendengar seseorang membaca ayat Al Qur’an surat Al Hadid : ayat 16 :

“Belumkah datang waktunya bagi orang –orang yang beriman untuk tunduk hati mereka guna mengingat Allah serta tunduk kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang –orang yang sebelumnya telah turun Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan mayoritas mereka adalah orang-orang yang fasiq.”

Maka tatkala mendengarnya beliau langsung berkata:

“Tentu saja wahai Rabbku. Sungguh telah tiba saatku (untuk bertaubat).”

Maka beliaupun kembali, dan pada malam itu ketika beliau tengah berlindung di balik reruntuhan bangunan, tiba-tiba saja di sana ada sekelompok orang yang sedang lewat.

Sebagian mereka berkata: “Kita jalan terus,”
dan sebagian yang lain berkata: “Kita jalan terus sampai pagi, karena biasanya Al-Fudhail menghadang kita di jalan ini.”

Akhirnya beliupun menampakkan pada orang2 itu dan berkata :

“Aku menjalani kemaksiatan-kemaksiatan di malam hari dan sebagian dari kaum muslimin di situ ketakutan kepadaku, dan tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan ini). Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku itu dengan tinggal di Baitul Haram.”

Beliau wafat di Makkah pada bulan Muharram tahun 187 H.

Beliau paling tidak suka menerima pemberian-pemberian para raja diduga karena keraguan beliau terhadap kehalalannya, sedang beliau sangat antusias agar tidak sampai memasuki perut beliau kecuali sesuatu yang halal.
Kata-kata beliau yang sangat terkenal antara lain , tentang ikhlas dan kebenaran :

Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar.
Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima.
Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima,
kecuali jika dilakukan secara ikhlas.
Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah.
Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam).


Semoga bermanfaat ...
Silahkan di share kalau baik untuk teman  ...  

dikutip dari http://kampussamudrailmuhikmah.wordpress.com/category/kisah-teladan-fudhail-bin-iyadh/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar